Minggu, 18 Desember 2011

Gelisah Karena BBM Naik

Gelisah Karena BBM Naik
Ustadz Aunur Ro q bin Ghufron

Naiknya harga bahan bakar minyak -bensin, solar dan minyak tanah- menimbulkan keresahan bagi
semua lapisan masyarakat, terutama saudara kita yang berpenghasilan kecil. Mereka mengeluh dan bingung
mengatur perekonomian rumah tangganya. Naiknya harga bahan bakar jelas mempengaruhi harga
kebutuhan pokok.
Menyikapi peristiwa ini, sebagian orang tidak dapat menahan emosi dan kemarahannya. Di antara
mereka ada yang mengadakan demonstrasi, perusakan, ataupun kritik terhadap pemerintah. Tindakantindakan
ini tidaklah menyelesaikan perkara. Bahkan, boleh jadi memperumit dan menambah masalah.
Inilah penyakit jiwa. Apabila melihat sesuatu yang tidak disepakati oleh hawa nafsunya, muncul kelah
kesah sebagaimana rman Allah:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan,
ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan, ia amat kikir. (QS. Al- Ma’arij: 19
- 21).
Kiranya tidak ada jalan keluar dari segala kesulitan dan kesempitan hidup melainkan kembali kepada
hukum Allah. Semoga penjelasan dibawah ini membantu memecahkan masalah.
1 Pemegang Kunci Rizki
Harus kita maklumi, semua peristiwa yang terjadi seperti kenaikan BBM ataupun yang akan terjadi, telah
ditentukan oleh Allah. Tidak mungkin kita akan luput dari takdir-Nya.
Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah
bagi kami. (QS. At-Taubah: 51).
Kita harus yakin pula, sesulit apa pun kondisi kita, tetap saja Allah yang menanggung rizki hamba-Nya:
Dan tidak ada satu pun binatang melata di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya.
(QS. Hud: 6).
¤Dikutip dari hal. 7 – 12, pada majalah Al-Furqon edisi 03/V/1426H
Karena itu, kita tidak boleh khawatir tidak mendapatkan rizki. Allah Maha Kaya, senantiasa memberi
rizki hamba-Nya.
Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas). (QS. Ali Imran:
27).
Kita dilarang bunuh diri, membunuh anak, atau membatasinya lantaran khawatir tidak mendapat rizki.
Allah ber rman,
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan memberi
rizki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa besar. (QS. Al-Isra: 31).
Rizki, pada akhir zaman akan melimpah, walaupun banyak manusia mengeluh karena ganti harga. Dari
Abu Musa radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Manusia akan menjumpai waktu, yang saat itu ada seseorang yang menawarkan sedekahnya
berupa emas, namun tidaklah ia menjumpai orang yang mau menerimanya.1
Perlu dimaklumi, kekayaan bukanlah tolok ukur kebahagiaan. Sebaliknya, kemiskinan bukanlah tanda
kehancuran. Akan tetapi keduanya merupakan ujian.
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami uji mereka
dengannya. Dan karunia Rabbmu lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaha: 131).
Prinsip ini harus kita pahami agar kita menyadari, kenikmatan dunia suatu saat dapat menjadi sebab
kehancuran manusia apabila tidak disertai iman. Tidak sedikit orang yang memiliki kedudukan dan kekayaan
dunia justru menjadi kehancuran karena sombong serta menjadi pelopor penindasan dan perbuatan
jahat. Lihatlah Raja Firaun dan orang ka r pada zaman dahulu dan sekarang. Bahkan anak mereka pun
ikut menjadi perusuh, pemabuk, penjudi, pezina, dan pencuri. Allah mengabadikan semboyan mereka
dalam Al-Quran:
Dan mereka berkata, Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu)
dan kami sekali-kali tidak akan diadzab. (QS. Saba’: 35).
2 Penghalang Rizki
Benar, kita harus mengimani takdir. Tetapi harus diketahui, musibah atau takdir yang jelek tidaklah
terjadi melainkan karena ulah manusia yang jelek.
Dan apa pun musibah yang menimpamu, itu disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura: 30).
1HR. Bukhari 2/513, Muslim 2/700, Ibnu Hibban 15/173, Sunan Kubra 6/358, dan lainnya.
Adapun penghalang rizki Allah sebagai berikut:
1. Mengingkari nikmat Allah
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tentram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat,
tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan
kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka
perbuat. (QS. An-Nahl: 113).
2. Bakhil dan kikir
Perhatikan surat Al-Qalam ayat 17 – 33 berikut:
Sesungguhnya kami telah menguji mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana kami telah
menguji pemilik-pemilik kebun. Ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguhsungguh
akan memetik (hasil)nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan (hak
fakir miskin). Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika
mereka sedang tidur.
Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. Lalu mereka panggil
memanggil di pagi hari, Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak
memetik buahnya. Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik: Pada hari ini janganlah
ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.
Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin)
padahal mereka (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata,
Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi
(dari memperoleh hasilnya).
Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, Bukankah aku telah
mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Rabbmu)? Mereka mengucapkan,
Maha Suci adalah orang-orang yang zhalim. Lalu sebagian mereka menghadapi
sebagian yang lain seraya cela-mencela. Mereka berkata,
Aduhai celakalah kita. Sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas. Mudahmudahan
Rabb kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih daripada
itu. Sesungguhnya kita mengharapkan ampunan Rabb kita.
Seperti itulah adzab (dunia). Dan sesungguhnya adzab akhirat lebih besar, jika mereka
mengetahui.
Dijelaskan dalam ayat-ayat di atas, Allah menghancurkan tanaman pemilik kebun yang sengaja
menghalangi hak fakir miskin. Kami anjurkan pembaca sudi membaca tafsari ayat-ayat tersebut.
Mudah-mudahan menjadi obat-obat penyembuh penyakit bakhil (kikir).
3. Tidak mau membantu anak yatim dan orang miskin
Perhatikan keluhan orang yang mendapatkan rizki hanya sedikit. Allah dituduh menghinanya, padahal
merekalah yang menghina dirinya sendiri, karena tidak mengeluarkan sebagian harta yang
menjadi hak orang fakir dan miskin.
Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata, “Rabbku
menghinakanku. Sekali-kali ktidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan
anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu
memakan harta pusaka dengan cara mencampur-baurkan (yang halal dan yang batil),
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS. Al-Fajr:
16 – 20).
4. Tidak amanat atas rizki yang Allah berikan
Membelanjakan harta untuk kemaksiatan atau tidak ada gunanya atau kepada orang yang tidak bisa
memegang amanat. Misalnya menuruti kemauan istri dan anak atau hawa nafsunya tanpa melihat
bermanfaat atau tidak. Karena itu, pemegang harta dan kekayaan hendaknya memperhatikan wasiat
Allah di dalam kitab-Nya,
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.
Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkan kepada mereka
kata-kata yang baik. (QS. An-Nisa: 5).
Dan jika Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui
batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya
dengan ukuran. Sesungguhnya dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya
lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syura: 27).
5. Banyak kemaksiatan
Imam Al-Albani berkata, Maksiat adalah penyebab paceklik, kemiskinan, dan musibah. Lalu membawakan
hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
Tidaklah nampak perbuatan keji pada suatu kaum melainkan Allah akan menimpakan
kepada mereka kehancuran.2
6. Enggan menunaikan zakat
Orang yang enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menumpakan atas negeri itu paceklik. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Dan tidaklah suatu kaum enggan membayar zakat, melainkan Allah menahan hujan atas
mereka.3
2HR. Al-Hakim 2/126, Al-Baihaqi 3/346, Al-Bazzar 3299. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 1/219.
3HR. Al-Hakim 2/126, Al-Baihaqi 3/346, Al-Bazzar 3299. Lihat Silsilah Ash-Shahihah 1/219.
3 Penyebab Datangnya Rizki
1. Beriman dan bertaqwa
Orang yang senantiasa beriman kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya yang wajib atau
sunnah dan meninggalkan larangan-Nya yang haram maupun yang makruh, akan mendapat rizki
yang cukup, sebagaimana janji Allah,
Jikalau seandainya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu. Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-
A’raf: 96).
Satu bukti konkrit, negara Saudi Arabia. Walaupun negara kecil, tetapi kaerna banyaknya ulama,
orang shalih, dan pemimpin yang melaksanakan hukum Allah, Allah memberi kekayaan yang cukup
untuk menghidupi rakyatnya. Lebih dari itu, kekayaannya dapat dirasakan oleh kaum muslimin
seluruh dunia, baik berupa bantuan masjid, lembaga pendidikan dan bantuan sosial lainnya. Bahkan
kekayaannya itu, mampu membiayai para penuntut ilmu di dalam negeri maupun dari luar negeri
dengan cuma-coma, bebas calo dan tangan haram.
2. Bertawakkal kepada Allah
Bertawakkal kepada Allah dengan berusaha yang halal adalah kunci datangnya rizki. Umar bin
Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, Saya mendengar Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
Seandainya kamu benar-benar bertawakkal kepada Allah, tentu Allah akan memberi
rizki kepadamu sebagaimana Dia memberi rizki kepada burung, keluar pagi dlam keadaan
lapar, dan pulang sore hari dalam keadaaan kenyang.4
3. Berdo’a kepada Allah
Orang yang beriman tidak boleh hanya mengandalkan usahanya secara lahiriah. Hendaknya selalu
mengawali usahanya dengan memohon kepada Allah agar diberi rizki yang halal. Karena manusia
tugasnya mencari, sedangkan Allah-lah Sang Maha Pemberi. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berdo’a
kepada Allah untuk dirinya dan umatnya. Lihat surat Al-Baqarah: 126 dan surat Ibrahim: 37.5
4Shahih, HR. Ibnu Majah 4157, Ahmad 23. Lihat Takhrij Hadits Musykilatil Faqri, hal. 24.
5Inilah kedua ayat yang disebutkan (-red. vbaitullah.or.id)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah ber rman: “Dan kepada orang yang ka rpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian
Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. Al-Baqarah: 126).
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS. Ibrahim: 37).
4. Mensyukuri nikmat Allah
Apabila seseorang mendapatkan rizki yang halal, jangan sekali-kali mengatakan, “Ini karena saya
yang berbuat atau si fulan.” Hendaknya ia meyakini dan mengatakan, “Allah yang memberi rizki.”
Kemudian hendaknya mensyukurinya dengan meningkatkan ibadah. Insya Allah dengan prinsip ini,
Allah senantiasa memberi kemudahan dan tambahan rizki.
Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan manambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
5. Hijrah dari kemaksiatan
Orang yang hijrah dan meninggalkan kemaksiatan akan memperoleh rizki dari Allah, sebagaimana
disebutkan di dalam surat Al-Anfal ayat 74:
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orangorang
yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh
ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia.
6. Senantiasa menjalankan shalat
Orang yang menjalankan shalat sesuai syarat dan rukunnya akan mendapatkan rizki, sebagaimana
disebutkan di dalam surat Al-Anfal ayat 3 dan 4,
(Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-nya dan ampunan
serta rizki (nikmat) yang mulia.
7. Meningkatkan iman dan amal shalih
Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bagi mereka
ampunan dan rizki yang mulia. (QS. Al-Hajj: 50).
8. Membantu mencarikan pangan rakyat yang miskin
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memimpin umat, selalu mendahulukan kebutuhan
umatnya daripada diri sendiri dan keluarganya. Terutama perhatian beliau kepada para fakir miskin,
janda dan anak yatim. Beliau mengatakan,
Sayalah yang lebih berhak mengurusi orang mukmin daripada dirinya sendiri. Bila ada
orang yang beriman meninggal dunia lalu dia punya hutang, sayalah yang membayarnya,
dan bila meninggalkan harta, maka untuk ahli warisnya.6
6HR. Bukhari 2/805; Ibnu Hibban 1/180, bersumber dari Abu Hurairah.
Prinsip beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ini hendaknya diteladani para pemimpin dan orang
kaya. Karena Allah telah menitipkan kepada mereka amanat harta dan kekuasaan. Oleh sebab itu,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam kitab Siyaasatusy Syar’iyah mengatakan,
Negara menjadi baik bila pemimpinnya as-saja’ah dan al-karam, artinya pemberani
dan pemurah. Pemberani dibutuhkan untuk mematahkan musuh dan perusuh. Pemurah
dibutuhkan untuk menolong orang yang tertindas dan kaum buruh.7
Selanjutnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada kita umat Islam agar banyak berinfaq
dan monolong orang miskin, karena rizki datang dengan sebab menolong mereka. Mus’ab bin
Sa’d berkata,
Sa’d radhiyallahu ‘anhu memandang dirinya lebih mampu daripada yang lain, lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Tidaklah kamu mendapatkan kemenangan dan kelapangan rizki melainkan sebab
kamu menolong kawanmu yang miskin.8
Abu Darda’ berkata, Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Bantulah aku membantu kaum dhu’afa (orang-orang muskin) di kalangan kalian, karena
tidaklah engkau mendapatkan rizki dan kemenangan melainkan karena kamu tolong
mereka.9
4 Jalan Menuju Kecukupan
Untuk memperoleh kecukupan dan ketenangan jiwa pada saat dilanda kekurangan kebutuhan hidup,
lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Bersabar atas ketentuan Allah
Maksudnya, kita umat Islam, tidak boleh mengeluh dan putus asa. Karena tidak mungkin kita
keluar dari ketentuan-Nya. Musibah ini bukan hanya menimpa diri kita saja, tetapi juga menimpa
para utusan sebelumnya, terutama Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan),
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah darangnya
pertolongan Allah?” Ingatlah, seungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(QS. Al-Baqarah: 214).
7Siyasatusy Syar’iyah, bab “Cara Pemimpin Mengatur Ekonomi” hal. 85-87.
8HR. Bukhari 3/1061, Shahih Ibnu Hibban 11/85.
9HR. Tirmidzi 4/206. Imam Syaukani berkata, “Hadits yang serupa diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dengan sanad
yang shahih. Lihat Nailul Authar 8/103.
Orang yang bersabar akan mendapatkan pertolongan, sebagaimana rman Allah,
Bersabarlah, sesungguhnya Allah menolong orang-orang yang bersabar. (QS. Al-Anfal:
46).
2. Bersabar atas tindakan pemimpinnya
Sikap Ahlus Sunnah wal Jama’ah atau salafus shalih ketika melihat tindakan pemimpin yang dibenci,
bukanlah unjuk rasa, demonstrasi, apalagi melakukan perusakan, (akan) tetapi bersabar. Hudzaifah
ibnul Yaman berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan akan dipimpin umat ini oleh
pemimpin, hati mereka adalah hati setan yang masuk ke dalam tubuh manusia.” Lalu
aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku perbuat jika aku menjumpainya?”
Beliau menjawab,
“Dengarkan dan taati pemimpin, walaupun dipukul punggungmu dan dirampas
hartamu. Dengarkan dan taatilah.”10
Mudah-mudah hadits ini dapat memadamkan emosi dan kemarahan jiwa kaum muslimin yang kurang
berkenan melihat tindakan pemimpinnya. Dengan bersabar, insya Allah masalah menjadi lebih
ringan dan akan ada jalan keluarnya.
3. Tetap istiqomah dan taqwa kepada Allah
(Allah ber rman -red. vbaitullah)
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka. (QS. Ath-Thalaq: 2-
3).
4. Optimis dan yakin Allah tetap memberi rizki
Dari Abdullah bin Mas’ud (bahwasanya) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam meniupkan di dalam jiwaku, sesungguhnya salah
seorang dari kalian tidak akan mati hingga telah sempurna rizkinya. Maka takutlah kepada
Allah dan carilah rizki dengan cara yang baik.11
5. Tanamkan rasa qana’ah dan merasa cukup
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sungguh beruntung orang Islam yang berserah diri dan merasa cukup dengan rizki yang ada dan
merasa puas atas pemeberian-Nya.12
10HR. Muslim 3/1476, Al-Mustadrak, Ash-Shahihah 4/547.
11Musnad Asy-Syihab 2/185, Al-Hakim 2/4, Ibnu Abi Hatim 2/1, Al-Hilyah 10/27. Hadits Shahih, lihat Takhrij
Hadits Musykilatil Faqri hal. 14 oleh Al-Albani.
12HR. Muslim 2/370 dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash, Ahmad 2/168, Sunan Al-Baihaqi 4/196, Syu’abul Iman
7/290, dan lainnya.
6. Hindarkan ambisi rakus dunia
Faktor utama hancurnya umat dan perusak pada zaman dahulu maupun sekarang adalah tamak dan
rakus kedudukan dan harta. Padahal kaya yang hakiki adalah kaya jiwa, mampu menghadapi semua
masalah. Hal ini tidak mungkin diperoleh kecuali bagi orang yang beriman dan berilmu dienul Islam.
Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Bukanlah kaya itu orang yang banyak harta, tetapi kaya itu kaya jiwa.13
7. Hindarkan pemborosan dan israf
Sebenarnya rizki yang Allah berikan kepada hamba-Nya sudah cukup untuk kepentingan primer
setiap harinya. Namun hawa nafsu tidaklah pernah berhenti menyuruh kita boros dan membeli
sesuatu yang tidak ada gunanya. Misalnya membeli TV, menghiasi dalam dan luar rumah yang
tidak berfaedah, makan enak yang bukan tuntutan perutnya, rekreasi (piknik), nonton hiburan dan
masih banyak lagi.
Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf: 31)
Dengan menjauhi perkara ini, insya Allah rizki dari Allah cukup untuk menutup kebutuhan.
8. Hindarkan segala tindakan yang merusak badan dan keimanan
Misalnya merokok. Perokok adalah perusak badan dan ekonomi keluarga. Demikian juga judi dan
minuman yang memabukkan. Karena merokok tidaklah menghilangkan lapar dan haus, berbeda
dengan makan dan minum. Orang bisa ber kir, bila uang untuk membeli rokok dikumpulkan untuk
menafkahi keluarga, insya Allah lebih dari cukup dan manfaatnya jelas. Perhatikan peringatan
Allah,
Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. (QS. Al-Baqarah:
195).
Adapun yang merusak keimanan, seperti menggunakan harta untuk berziarah ke kuburan wali atau
tempat keramat. Inilah perusak kekayaan dan iman. Demikian juga membeli jimat untuk kekayaan
dan ketenangan. Ini adalah pekerjaan kyai tukang sihir mengeruk harta orang awam dan merusak
tauhid mereka.
9. Berusaha hidup hemat sesuai dengan rizki yang diterima
Kita hendaknya bisa membedakan antara kebutuhan perut dengan keinginan. Jangan sampai rizki
yang sudah cukup menjadi kurang karena mengikuti hawa nafsu.
Sebagai penutup, cermatilah rman Allah berikut:
13HR. Bukhari 6081, Muslim 1051.
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS.
Ath-Thalaq: 7).

Belalai Gajah Lebih dari Sekadar Hidung

Belalai Gajah
Lebih dari Sekadar Hidung

Gajah adalah binatang darat terbesar di bumi. Tubuh raksasa mereka berukuran hampir sebesar rumah bertingkat satu. Bobot seekor gajah menyamai berat sekitar 50 orang. Umur gajah biasanya mencapai 70 tahun.
Umumnya, gajah hidup berkelompok dengan jumlah anggota 30 ekor. Seekor gajah betina mengawasi kawanannya, dan yang lain bekerja sama melaksanakan perintah sang pemimpin. Dalam kawanan ini senantiasa terdapat disiplin ketat dan jenjang kepemimpinan.
SI JAGO MAKAN
Seekor gajah menghabiskan 225 kg makanan per hari. Berarti, sekawanan gajah beranggotakan 30 ekor menghabiskan sekitar 7000 kg makanan per harinya. Bagi hewan sebesar ini, hidup di bawah sengatan terik matahari adalah ancaman serius. Untuk menghindari rasa haus, mereka harus mencari sumber air setiap hari. Untuk itu, mereka sanggup berjalan sejauh 50 km tanpa isitirahat, berkelana selama 3 hari tanpa air. Demikian, tubuh mereka telah diciptakan dengan sangat sempurna dan dengan mempertimbangkan berbagai perhitungan yang sangat cermat agar mereka dapat bertahan dalam lingkungan mereka
TAK ADA JARI, BELALAI PUN JADI
Belalai adalah harta paling berharga bagi gajah. Ia mampu melakukan sejumlah fungsi yang berbeda. Pada tahun 1700-an, para ilmuwan percaya bahwa belalai gajah tersusun atas satu otot saja. Tapi, penelitian modern kemudian membantahnya.
Otot penyusun tubuh manusia berjumlah sekitar 639 buah, sedangkan pada belalai gajah berjumlah puluhan ribu. Otot ini menyerupai lingkaran yang saling bertumpuk satu di atas yang lain sehingga memungkinkan gajah bergerak dengan sangat leluasa.
Belalai tersusun atas dua kelompok otot utama. Otot yang bersambungan secara diagonal memungkinkan belalai untuk membengkok dan berputar ke arah mana pun. Kelompok otot ini memungkinkan belalai berfungsi layaknya pengungkit. Ia mampu mengangkat beban yang berat. Kelompok otot lainnya memungkinkan gajah melakukan pekerjaan paling rumit dengan sistem kendali super canggih.
Bagian belalai ini sama terampilnya dengan jari-jemari manusia. Belalai bukanlah sekedar hidung gajah. Ia adalah segalanya. Bila belalainya cedera, seekor gajah akan mati dalam waktu singkat.
Pendukung teori evolusi menyatakan, ciri-ciri istimewa pada binatang terbentuk dengan sendirinya, sedikit demi sedikit, secara bertahap tanpa perancangan sengaja. Namun, rancangan rumit dan sempurna pada belalai gajah dapat berfungsi hanya jika ratusan ribu otot ada secara bersamaan dan bekerja secara bersamaan pula. Misalnya, jika satu kelompok saja dari otot ini tidak ada, maka gajah takkan mampu menggerakan belalainya dan akan segera mati. Namun, gajah telah menggunakan belalai mereka dengan baik sejak jutaan tahun yang lalu.
Rancangan sempurna tanpa cacat dalam tubuh gajah sekali lagi membuktikan pada kita, Allah lah yang telah menciptakan seluruh makhluk hidup.
GAJAH PUN MEMAKAI ‘SEPATU’
Gajah memiliki bobot 5 ton lebih. Meski sangat berat, mereka berjalan dengan ringan dan nyaman. Semua ini terjadi karena adanya suatu rancangan khusus pada tubuh gajah. Andai saja ukuran mereka sedikit lebih besar, maka kaki mereka takkan mampu menopangnya. Tapi gajah memiliki kaki yang sungguh merupakan keajaiban perancangan. Sehingga, walau tubuh gajah sangat berat, mereka berjalan dengan amat ringan.
Bantalan tebal berupa jaringan kenyal, yang tumbuh sebagai lapisan pada bagian bawah setiap telapak kaki gajah, menyerap guncangan berat badannya. Lapisan bantalan ini menyebarkan efek tekanan yang dikenakan gajah ke permukaan tanah. Itu memungkinkannya mengangkat kaki dengan mudah. Berkat bantalan ini, gajah mampu berjalan menempuh jarak yang jauh meskipun tubuhnya amat berat. Menurut hukum fisika, seorang wanita bersepatu hak tinggi akan memberikan tekanan lebih besar pada permukaan tanah daripada satu kaki gajah.
Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi hingga menjadi bentuknya yang sempurna sebagaimana sekarang. Jika teori ini benar, maka gajah yang tidak memiliki jaringan kenyal ini pada kakinya takkan mampu berjalan sejak hari pertama mereka muncul ke dunia, dan karenanya akan mati kelaparan dan kehausan.
Ini tidak terjadi, sebab sejak awal gajah telah dicptakan dalam bentuknya yang memang telah lengkap dan sempurna, tanpa kekurangan sedikit pun. Ini semua menunjukkan kita pada satu kenyataan penting: gajah adalah bukti kesempurnaan ciptaan Sang Mahaagung lagi Maha Mengetahui. Dialah Allah, Pencipta segala sesuatu.
BESAR TUBUHNYA, TAK TERDENGAR BICARANYA
Para ilmuwan telah lama meneliti sistem komunikasi gajah. Penelitian menunjukkan, mereka berkomunikasi dengan menggunakan suara infrasonik yang tak terdengar oleh telinga manusia. Suara infrasonik memungkinkan gajah berbicara menggunakan bahasa khusus dengan gajah lain yang terpisah sejauh 4 km. Selain itu, para ilmuwan telah menemukan 30 jenis panggilan gajah yang berbeda.
Sinyal infrasonik terbentuk saat benda bermassa besar bergerak sebagaimana pada meletusnya gunung berapi. Ini serupa dengan suara yang hanya dapat dirasakan. Suara infrasonik sangatlah kuat, tapi termasuk gelombang berfrekuensi rendah. Manusia dapat mendengarnya hanya dengan bantuan alat perekam khusus. Awalnya, binatang yang diyakini mampu menghasilkan suara jenis ini hanyalah ikan paus, makhluk laut terbesar. Namun kini kita tahu, gajah juga menggunakan cara yang sama untuk berkomunikasi sesama mereka.
Menurut para ilmuwan, dalam cuaca yang baik, gajah mampu mendengar panggilan yang berjarak 10 km dengan gelombang infrasonik. Kemampuan mengagumkan ini mengungkapkan pada kita akan adanya jaringan komunikasi yang menjangkau kawasan sangat luas. Perangkat komunikasi khusus ini merupakan keahlian menakjubkan yang diciptakan Allah untuk gajah.
Keunggulan utama gelombang infrasonik terletak pada daya rambatannya. Suara berfrekuensi tinggi dengan gelombang pendek akan kehilangan kekuatannya dalam waktu singkat. Namun, suara infrasonik memiliki gelombang sangat panjang sehingga perlu waktu lama untuk melemah. Karenanya, gajah mampu mengatur pergerakan kawanannya yang terpencar sejauh beberapa kilometer.
Dalam keadaan bahaya, gajah memiliki cara unik lain untuk berkomunikasi. Misalnya, saat bertemu badak mereka menghentakkan kaki dengan keras ke permukaan tanah sehingga menghasilkan getaran yang memperingatkan anggota kawanan yang lain. Dengan cara ini, mereka dapat melakukan pencegahan untuk menyelamatkan para anggotanya sebelum bahaya tersebut terjadi.
Keahlian khusus pada makhluk hidup adalah bukti nyata bahwa Allah telah menciptakan mereka. Kebenaran ini dinyatakan dalam Alquran, “Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS Al Jaatsiyah[45]:4)
Setiap hal baru tentang gajah memperlihatkan kebenaran yang sama: binatang darat terbesar di bumi, beserta ciri istimewanya, telah diciptakan Allah, Tuhan Yang Mahaagung!

HARUN YAHYA

HARUN YAHYA

Beberapa waktu yang lalu media massa dunia memuat penemuan baru-baru ini tentang sekumpulan fosil di Cina sebagai bukti yang mendukung teori evolusi. Beijing’s Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology mengeluarkan pernyataan bahwa satu dari keenam fosil dalam kelompok tersebut adalah milik seekor “burung-dino bersayap empat” dan bahwa makhluk punah ini dapat terbang, atau setidaknya, bergelantungan di pepohonan. Media masa pendukung Darwinisme sekali lagi melakukan propagandanya habis-habisan meskipun teori ini sama sekali dan telah berulang kali dibuktikan keliru. Nyatanya, sama sekali tidak terdapat bukti yang mendukung propaganda mereka. Sebab, tidak ada “burung-dino bersayap empat” (makhluk separuh burung separuh dinosaurus) atau data ilmiah apa pun yang mendukung teori evolusi burung dari dinosaurus. Fosil baru: 20 juta tahun lebih muda dari Archaeopteryx Hampir setiap orang yang tahu sedikit tentang paleontologi pernah mendengar Archaeopteryx. Penemuan Archaeopteryx termasuk yang paling terkenal. Makhluk ini adalah seekor burung yang hidup sekitar 150 juta tahun lalu. Archaeopteryx sangatlah penting karena termasuk burung tertua yang hingga kini pernah ditemukan. Tak seorang ilmuwan pun pernah menemukan fosil burung yang berusia lebih tua dari Archaeopteryx. 1 Hal penting lain tentang Archaeopteryx adalah ia tergolong seekor burung sejati, dengan semua ciri burung yang dimilikinya. Bulu-bulunya yang asimetris sama dengan burung-burung masa kini, termasuk bentuk sayapnya yang sempurna, rangka yang ringan dan berongga, tulang dada yang menyangga otot terbang, serta banyak ciri lainnya yang meyakinkan para ilmuwan bahwa Archaeopteryx adalah seekor burung sejati yang mampu terbang sempurna.2 Akan tetapi, dua ciri Archaeopteryx yang sangat membedakannya dari burung modern adalah sayapnya yang memiliki cakar, dan gigi pada paruhnya. Karena dua ciri inilah sejak abad kesembilan belas para evolusionis berupaya menampilkan burung ini sebagai “semi reptilia”. Namun ciri-ciri ini sesungguhnya bukanlah bukti yang menunjukkan kaitan antara Archaeopteryx dan reptilia. Penelitian menunjukkan bahwa Hoatzin, spesies burung yang hingga kini masih hidup, juga memiliki cakar pada sayapnya ketika masih muda. Archaeopteryx bukan pula satu-satunya “burung bergigi”, sebab spesies burung lainnya di masa lalu yang ada dalam catatan fosil juga memiliki gigi. 3 Jadi, sebagaimana dapat kita pahami, penjelasan para evolusionis bahwa Archaeopteryx adalah sejenis “burung primitif” sungguh keliru, dan para ilmuwan telah menerima bahwa makhluk ini terlihat sangat menyerupai burung masa kini. Profesor ahli ahli burung terkemuka di dunia asal Kansas University, Alan Feduccia, menyatakan, “Kebanyakan mereka yang baru-baru ini mempelajari sifat-sifat anatomis Archaeopteryx, mendapati makhluk tersebut lebih banyak menyerupai burung daripada yang pernah mereka sangka sebelumnya,”. Propaganda para pendukung Darwinisme telah keliru, dan Feduccia juga telah menyatakan bahwa, hingga baru-baru ini, “kemiripan Archaeopteryx dengan dinosaurus theropoda terlalu dibesar-besarkan.”4 Singkatnya, Archaeopteryx adalah burung tertua yang memiliki ciri-ciri yang sama seperti pada burung-burung modern, termasuk dalam hal kemampuan terbangnya. Selain itu, Archaeopteryx berusia sekitar 150 juta tahun. Permasalahan seputar usia fosil Archaeopteryx memperlihatkan satu fakta kunci: Burung telah ada sejak 150 juta tahun lalu. Mereka telah mampu terbang. Jika para evolusionis ingin mengemukakan sejumlah “nenek moyang burung,” maka makhluk-makhluk ini haruslah telah hidup sebelum 150 juta tahun lalu. Satu fakta ini saja sudah cukup untuk menunjukkan bahwa pernyataan tentang “burung-dino bersayap empat” yang disebarluaskan ke seluruh dunia sangat tidak berdasar dan tidak benar. Sebab, fosil yang diketemukan di Cina dan dinamakan Microraptor gui ini – yang oleh para evolusionis dicobatampilkan sebagai “nenek moyang burung-burung primitif” – hanyalah berusia 130 juta tahun, dengan kata lain 20 juta tahun lebih mudah sama sekali dari burung yang diketahui paling tua. Jelas, sama sekali tidak masuk akal untuk menampilkan seekor burung “sebagai nenek moyang burung-burung primitif” ketika terdapat sejumlah burung yang telah terbang 20 juta tahun sebelum makhluk ini ada. Sesungguhnya “permasalahan usia” ini ada pada semua fosil “burung-dino” yang diyakini sebagai nenek moyang burung. Para evolusionis yang percaya bahwa burung berasal dari dinosaurus menyatakan bahwa nenek moyang burung adalah dinosaurus theropoda yang berjalan di atas dua kaki. Akan tetapi dinosaurus theropoda muncul setelah Archaeopteryx dalam catatan fosil.5 Para evolusionis selalu berupaya menutupi kejanggalan yang nyata ini. Usaha yang sama untuk menyembunyikan fakta ini mudah sekali dilihat pada laporan berita tentang fosil Microraptor gui. Seluruh surat kabar dan majalah evolusionis mengumumkan secara luas bahwa fosil ini adalah “seekor burung primitif” berusia 130 juta tahun, tanpa merasa perlu menyebutkan bahwa Archaeopteryx dapat melayang di udara dengan sempurna sekitar 20 juta tahun sebelumnya. Microraptor gui Jadi, apakah makhluk yang dinamakan “dinosaurus bersayap empat” ini, dengan kata lain Microraptor gui?



Terlalu dini untuk menjawab pertanyaan ini. Banyak penelitian masih perlu dilakukan pada fosil ini, dan hasilnya mungkin secara mendasar akan merubah pandangan kini tentang fosil tersebut. Sama halnya, semua fosil “burung-dino” yang dikemukakan sejak awal tahun 1990-an semuanya diragukan keabsahannya. Salah satu dari “dinosaurus berbulu” tersebut, yakni Archaeoraptor, adalah fosil yang dipalsukan. Pengkajian mendalam pada fosil-fosil burung-dino lainnya menunjukkan bahwa “bulu-bulu” mereka ternyata serat-serat yang mengandung kolagen di bawah kulit.6 Dalam perkataan Profesor Feduccia, “Banyak dinosaurus telah ditampilkan sebagai makhluk yang tertutupi bulu-bulu yang berpola aerodinamis tanpa disertai bukti apa pun yang mendukungnya.”7 Dalam bukunya yang terbit tahun 1999, ia menulis, “Pada akhirnya, tak ada dinosaurus berbulu yang pernah ditemukan, meskipun banyak bangkai dinosaurus dengan kulit yang terawetkan dengan baik telah ditemukan di wilayah-wilayah yang beragam.”8 Begitulah, ketika mencari jawaban sesungguhnya tentang apa itu Microraptor gui, kita harus senantiasa ingat akan sikap para evolusionis yang penuh prasangka dan suka mereka-reka. Makhluk ini mungkin saja memiliki struktur anatomi yang sangat berbeda dengan gambar-gambar “rekonstruksi” yang muncul di media masa. Hal ini juga telah ditengarai oleh Profesor Alan Feduccia. Dalam sebuah korespondensi baru-baru ini, ia menulis: “Saya belum yakin bahwa makhluk tersebut bersayap empat; mungkin saja yang nampak oleh kita adalah bulu-bulu burung yang sebenarnya tidak pernah ada, dan ini sungguh sulit untuk ditafsirkan. Ciri-ciri yang menghubungkan hewan ini dengan dromaeosaurus juga sangat meragukan. Yang pasti, ekornya sangat berbeda dengan dromaeosaurus yang pernah diketahui, dan cakarnya tidak berbentuk melengkung, tapi hanya sedikit besar. Juga, bagian pubisnya lebih menyerupai burung. Mungkin kita tidak sedang menyaksikan dromaeosaurus yang dapat terbang, akan tetapi sisa-sisa dari unggas di masa awal… sekitar 20-30 juta tahun jauh sebelum Archaeopteryx.”9 Dan bahkan jika penafsiran tentang Microraptor gui terbukti benar, teori evolusi takkan mendapat pengukuhan apa pun dari hal ini. Sepanjang sejarah, puluhan juta spesies telah hidup dalam rentang spektrum biologis yang sangat lebar, dan banyak dari spesies ini telah punah seiring perjalanan masa. Sebagaimana mamalia terbang yang ada saat ini, seperti kelelawar, di zaman dahulu pun terdapat reptil-reptil bersayap (pterosaurus). Banyak beragam kelompok reptil laut (misalnya ichthyosaurus) hidup di masa lalu dan kemudian punah. Namun yang sungguh mengejutkan tentang spektrum yang lebar ini adalah hewan-hewan dengan ciri dan struktur anatomis berbeda muncul seketika dan dalam bentuk mereka yang telah lengkap sempurna, dan bukan sebagai turunan dari bentuk-bentuk nenek moyang yang lebih primitif. Misalnya, kita saksikan seluruh struktur kompleks burung muncul menjadi ada secara tiba-tiba pada Archaeopteryx. Tidak terdapat “burung-burung primitif” bersayap. Tidak ada “penerbangan primitif.” Keyakinan tentang adanya paru-paru burung primitif juga sungguh tidak mungkin, sebab paru-paru unggas – yang sangat berbeda secara struktural dari paru-paru reptilia dan mamalia – memiliki struktur rumit yang tak tersederhanakan.10 Singkatnya, catatan fosil terus saja memperlihatkan kesimpulan bahwa seluruh makhluk hidup muncul di bumi melalui penciptaan, dan bukan evolusi akibat pengaruh alamiah. Pernyataan terakhir tentang burung-dino ini takkan mampu merubah fakta yang ada.

PENDIDIKAN KARAKTER Geng-Geng Motor Mencuat karena Budi Pekerti Luntur

PENDIDIKAN KARAKTER
Geng-Geng Motor Mencuat
karena Budi Pekerti Luntur

Pendidikan karakter belakangan ini kembali santer didengungkan. Sebab, dari pendidikan inilah diharapkan bakal lahir manusia Indonesia seutuhnya. Utuh dalam arti bukan saja memiliki kecerdasan dan kepandaian, melainkan juga berwatak dan berbudi pekerti luhur.
Sayang, dalam perjalanannya, harapan itu belum sepenuhnya bisa terpenuhi. Justru sebaliknya, beragam peristiwa memprihatinkan kini masih menggerus kalangan generasi muda. Kondisi tersebut memberi gambaran, betapa watak dan budi pekerti luhur ternyata sudah menjauh atau luntur dari hati sanubari mereka.
Tindak kekerasan dianggap sudah menjadi perkara lumrah. Di beberapa kota besar bahkan mencuat geng-geng sepeda motor yang semua anggotanya adalah kawula muda dan perilakunya sangat meresahkan masyarakat. Tindak tanduk mereka cenderung destruktif dan menjurus ke arah kriminal.
“Kondisi sosial maupun kultur masyarakat kita sudah sangat memprihatinkan. Untuk itu, sudah saatnya pendidikan karakter dilaksanakan apabila kita menginginkan lahirnya generasi muda yang berwatak dan berbudi luhur,” tutur mantan Koordinator DPD asal Jawa Tengah, Dr Sudharto, MA, saat menghadiri peluncuran Sekolah Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa SMP 2 Purnama Cilacap baru-baru ini.
Sudharto yang juga mantan Kakanwil Depdikbud Jateng, mantan Ketua PGRI Jateng, dan saat ini Ketua PD Ikatan Purnakaryawan Pendidikan dan Kebudayaan (IPPK) Jawa Tengah menjelaskan, pendidikan karakter menjadi sangat penting. Sebab, pada kenyataannya, kurikulum yang dipakai dunia pendidikan belum berbasis pada pendidikan karakter.
Malah, sekarang tampak bermunculan gejala-gejala privatisasi pendidikan, dengan makin tingginya biaya pendidikan, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah (miskin). Padahal, mereka juga memiliki anak yang butuh pendidikan. Menurut Sudharto, sesuai UU Dasar 45, pemerintah berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, dia mengingatkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter memerlukan proses panjang, berkesinambungan, berdimensi integritas sekaligus kuratif. Pendidikan karakter tidak bisa diharapkan tercapai dalam jangka pendek. Namun yang penting, dalam proses pelaksanaannya, pendidikan karakter harus dipahami benar oleh para guru. Guru jangan hanya sekadar melaksanakan tugas saja. Akan tetapi, guru harus bisa menjadi panutan.
“Yang perlu dipahami, pendidikan karakter di sekolah ada dua arah pengembangan, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan moral,” ujarnya.
Sudharto menyampaikan, agar pendidikan karakter di sekolah dapat tercapai baik, hendaknya diperhatikan beberapa hal, seperti menetapkan visi pendidikan karakter, menetapkan misi pendidikan karakter, menetapkan progam pendidikan karakter, serta melakukan kegiatan operasional dan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. Khusus dalam menetapkan visi pendidikan karakter, jangan melupakan nilai-nilai budaya daerah, supaya kelak para siswa tidak lupa akan budaya daerahnya sendiri yang adiluhung.

Melupakan Pancasila
Sementara itu, Ketua Yayasan Purnama, Djarot, seusai peluncuran Sekolah Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa SMP 2 Purnama Cilacap mengemukakan, saat ini hanya ada satu karakter bangsa yakni Pancasila. Jika sekarang dirasa pendidikan kurang bisa menghasilkan peserta didik yang berkarakter, itu dikarenakan bangsa sudah banyak yang melupakan Pancasila.
“Jadi, sebenarnya, kalau Pancasila yang sudah ditetapkan sebagai ideologi negara dan falsafah hidup bangsa tetap kita pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari, niscaya keadaan tidak akan karut-marut,” tuturnya.
Untuk itulah Djarot menegaskan, hendaknya Pancasila benar-benar dihayati. Bukan hanya sekadar diucapkan dalam setiap upacara saja.
Dia mengingatkan, melalui pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMP 2 Purnama Cilacap, diharapkan benar-benar bisa lahir peserta didik yang memiliki karakter sebagaimana diharapkan bangsa dan negara.
Salah satu tokoh pendidik yang juga masyarakat Cilacap, Fathul Aminudin Aziz, menyampaikan, sudah seharusnya setiap satuan pendidikan mampu membentuk karakter bangsa dengan cara menanamkan rasa cinta Tanah Air, menanamkan rasa untuk menghormati orangtua dan guru, menanamkan rasa cinta pada lingkungan, dan menanamkan etos kerja. Guru jangan hanya sekadar menonjolkan aspek kemampuan intelektualitas saja (cognitive), tetapi meninggalkan nilai-nilai etika (affective domain).
“Guru sebaiknya melakukan internalisasi nilai pendidikan yang berwawasan karakter bangsa dengan memasukkan muatan lokal pada satuan pendidikan.

Visi dan Karakter “make your dream come true”

Visi dan Karakter “make your dream come true”

Sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain. (hadist Nabi Muhammad SAW)

Perjalanan dimulai dari satu langkah untuk mencapai sebuah tujuan. Visi berupa impian besar yang akan dituju itulah tujuan yang akan dicapai. Visi akan memotivasi dan mengarahkan letih dan jauhnya perjalanan pada manisnya tujuan. Tanpa visi yang jelas Anda akan berputar-putar tidak karuan yang tidak terarah. Beranilah bermimpi, beranilah dengan visi Anda dan wujudkanlah. Hanya dengan itu semua jerih payah Anda terbayarkan.
Membekali generasi mendatang dengan ilmu bermanfaat, pendidikan berkualitas, visi yang besar, iman dan akhlak mulia akan membuatnya menjadi generasi unggul, yang siap untuk meneruskan estafet kepemimpinan masa depan. Dunia terus berubah dan senantiasa memunculkan hal-hal baru untuk dipelajari dan dikuasai, tanpa bekal cukup sepertinya roda zaman akan tanpa ampun menggilas dengan keperkasaannya. Generasi mendatang haruslah cerdas, mandiri, berkarakter, siap berkembang dan siap menerima perubahan yang senantiasa terjadi. Visi dan motivasi yang besar yang Anda berikan akan senantiasa hidup dan menginspirasi mereka.
Menurut Mendiknas M. Nuh dalam seminar nasional “Pendidikan Karakter Bangsa” dalam rangkaian acara rapat pimpinan Program Pasca Sarjana (PPS) Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Universitas Negeri Medan (Unimed) mengatakan pendidikan karakter harus dimulai sejak SD, karena jika karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang sehingga pendidikan karakter di SD mendapat porsi 60% agar lebih mudah diajarkan dan melekat dijiwa anak-anak itu hingga kelak ia dewasa. Dari sini kita bisa menganalisa bahwa pendidikan di SD sangat strategis dan besar pengaruhnya terhadap karakter seseorang atau karena karakter sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan seseorang berarti pendidikan SD sangat berpengaruh pada karir atau masa depan orang tersebut. Mengapa bukan TK, bukankah itu lebih dini? Pendidikan TK (Taman Kanak-Kanak) atau sejenisnya menurut Mendiknas tidak mendapat porsi yang besar untuk pendidikan karakter karena TK bukan merupakan sekolah tetapi taman bermain. “TK itu taman bermain untuk merangsang kreativitas anak, bukan tempat belajar. Jadi jika ada guru TK yang memberikan tugas atau PR maka itu guru kurang kerjaan dan tak paham tugasnya,” katanya. (dikutip dari berita Antara tgl 15 Mei 2010). Sejumlah kalangan berdebat bahwa pendidikan TK dan sejenisnya juga merupakan pendidikan karakter yang efektif, bedanya model pembelajarannya lebih banyak menggunakan pola permainan dengan tetap memasukan aspek nilai-nilai tertentu.
Linda dan Richard Eyre dalam bukunya Mengajarkan Nilai kepada Anak-Anak, Jakarta, Gramedia 1999 menyatakan moralitas untuk anak lebih banyak diajarkan lebih dulu lima tahun sebelum di sekolah dasar, dan orang tua selama empat belas atau lima belas tahun pertama hidup anak-anak mereka, mempunyai potensi untuk secara drastis mempengaruhi anak-anak (baik melalui contoh maupun konsep) dibanding orang lain. Linda dan Richard Eyre meyakini bahwa anak-anak boleh saja tumbuh dan akhirnya mengembangkan nilai-nilai yang berbeda dari yang dianut dan diajarkan orang tua mereka. Tapi anak-anak itu pasti dengan sadar selalu menggunakan nilai-nilai anutan dan ajaran orang tua mereka sebagai pembanding atau titik tolak.
Bahwa pendidikan harus meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga peserta didik mendapatkan kemampuan yang komprehensif. Apabila paradigmanya telah seperti ini tentu karakter akan terbangun dengan baik pada anak. Kenyataannya masih sering terjadi kerancuan antara karakter, kebiasaan (habit) dan perilaku (behavior). Bedanya karakter terbentuk karena adanya unsur kesadaran, penghayatan nilai dan pengorganisasian nilai sehingga pada akhirnya terjadi karakterisasi diri. Sama perilakunya, tetapi kebiasaan yang muncul semata karena pembiasaan, anak melakukannya tanpa memiliki perasaan positif terhadapnya. Sedangkan jika berawal dari kesadaran dan berlanjut dengan penghayatan nilai, perilaku tersebut menjadi perilaku yang diharapkan (expected behavior) oleh anak itu sendiri. Ketika menjadi kebiasaan, ia memperkuat perasaan positif anak untuk berperilaku serupa, lagi dan lagi. Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia telah menuliskan panduan pendidikan karakter yang bisa Anda gunakan sebagai referensi. Untuk mengunduh (download) dan membacanya, silahkan klik disini.
Disatu sisi, kenyataan dilapangan dan persoalan serius lainnya yang perlu kita cermati untuk dicarikan solusi bersama adalah dalam hal pembangunan manusia Indonesia. Dalam indeks pembangunan manusia, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain di tingkat ASEAN. Human Development Index yang dikeluarkan oleh UNDP (United Nations Development Program) pada 2005 menempatkan Indonesia jauh di bawah Singapura (urutan ke-25), Malaysia (ke-61), Thailand (ke-73), bahkan Vietnam (ke-108). Indonesia menduduki peringkat ke-110. Di sisi lain Indonesia juga mengalami masalah pelik tentang kemiskinan. Data dari Biro Pusat Statistik tahun 2005 menyatakan bahwa 18 juta keluarga di Indonesia masuk sebagai kategori miskin. Artinya bila satu keluarga berjumlah tiga orang, berarti jumlah penduduk miskin mencapai sekitar 54 juta jiwa atau 21 persen dari 250 juta total penduduk Indonesia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, penelitian-penelitian baru di semua bidang terus berjalan dan memunculkan temuan-temuan baru. Tentu kita tidak ingin melihat generasi mendatang kita hanya duduk di pinggir, rendah diri dan hanya sekedar penonton yang tidak mengerti, tidak diperhitungkan dan tidak terlibat mewarnai kehidupan mendatang. Kita ingin generasi yang kita didik menjadi bintang utama di panggung pentas peradaban. Ilmu bermanfaat, pendidikan berkualitas dan visi besar yang Anda berikan akan menyumbang kontribusi sangat besar terhadap peradaban yang unggul, yang akan kita ciptakan bersama.
Visi yang ambisius umumnya akan memberi daya dorong yang kuat dan daya jelajah yang jauh. Bill Gates dengan Microsoft-nya memiliiki visi dengan menghadirkan PC di setiap meja di seluruh dunia. Larry Page dan Sergey Brin dengan Google-nya memiliki visi menghadirkan informasi terlengkap, tercepat dan paling relevan yang mudah diakses oleh siapa saja di seluruh dunia. Mike Lazaridis pendiri RIM Blackberry memiliki visi untuk membuat informasi terhubung dimana saja dan kapan saja dengan perangkat mobile Blackberry-nya. Steve Jobs dengan Apple Computernya memiliki visi untuk memproduksi produk yang berkualitas, paling mutakhir, paling inovatif dan menjadi pioneer meskipun sebanding dengan harga yang dibayarkan, sehingga bisa diaplikasikan pada rentang waktu cukup lama. Malaysia memiliki visi untuk bisa mengalahkan kemajuan Singapura, sedangkan Singapura memiliki visi menjadi negara paling inovatif di dunia.
Menyaksikan generasi penerus kita menjadi manusia-manusia bermanfaat yang berperan penting dalam memajukan peradaban dunia tentu membanggakan, menjadi amal ibadah Anda dan akan lebih abadi, daripada sekedar menulis nama Anda di batu nisan kelak.

Aktivitas di bulan Ramadhan

Aktivitas di bulan Ramadhan

  1. Berpuasa
    Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, artinya: “Setiap amal baik manusia akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.” Allah Ta’ala berfirman: “(Kecuali puasa), amal ibadah ini khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Karena ia telah meninggalkan syahwat makan dan minumnya karena Aku.” Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menemui Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi.” (HR Al Bukhari dan Muslim)
  2. Qiyamullail
    Ia merupakan tradisi Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat. Dalam sebuah riwayat, Nabi pernah bersabda: “Barang siapa shalat malam dibulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR.Al Bukhari dan Muslim). Aisyah Radhiallaahu ‘anha pernah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan shalat malam, dan jika sakit atau kelelahan beliau shalat dengan duduk.   Qiyamullail (tarawih) di bulan Ramadhan ini sebaiknya dilakukan dengan berjamaah agar tercatat sebagai orang yang melakukan qiyamullail (secara sempurna), sebagaimana disebutkan dalam hadits, artinya: “Barang siapa yang mendirikan shalat malam bersama dengan imam sampai selesai maka dicatat baginya shalat satu malam.” (HR penulis As-Sunan)
  3. Bersedekah
    Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat dermawan, terutama sekali pada bulan Ramadhan. Beliau pernah bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR At Tirmidzi).   Bentuk sedekah dibulan suci ini ialah dengan memberi makan kepada saudara kita sesama muslim terutama sekali kepada para fakir miskin dan lebih khusus bagi mereka yang taat dalam beragama. Disebutkan bahwa Abdullah Ibnu Umar Radhiallaahuma ‘anhu tidak         berbuka kecuali bersama anak-anak yatim dan fakir miskin.   Cara lain bersedekah di bulan Ramadhan ialah dengan memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa          secara umum, mengundang mereka berbuka bersama dan lain sebagainya.
  4. Bersungguh-sungguh dalam membaca Al Qur’an
Dalam hal ini ada dua poin pokok yaitu:
    1. Memperbanyak bacaan Al-Qur’an
Supaya lebih cepat atau lebih banyak dalam menghatamkannya, namun tetap harus memperhatikan kaidah bacaan yang benar. Memperbanyak bacaan Al Qur’an ketika bulan Ramadhan merupa-kan amalan Rasulullah, shahabat dan para Imam kaum muslimin.
    1. Menangis ketika membaca Al- Qur’an
      Hal ini dapat tercapai dengan cara benar-benar meresapi, merenungkan dan memahami makna dari ayat-ayat yang kita baca sehingga akhirnya tenggelam dalam pengaruh keagungan Al-Qur’an yang menggetarkan hati. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mengomentari para ahli shuffah (kaum Muhajirin yang tinggal di Masjid Nabawi) yang menangis karena mendengarkan Al-Qur’an surat An Najm 59-60, beliau bersabda, artinya: “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah.” (HR Al Baihaqi).
  1. Duduk di masjid hingga terbit matahari
      Rasulullah  bersabda, artinya: “Barangsiapa shalat fajar dengan ber-jama’ah lalu duduk berdzikir (mengingat) Allah sampai terbit matahari, kemudian shalat dua raka’at baginya pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidzi dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani). Pahala sebesar ini adalah pada hari-hari biasa, maka bagaimana halnya jika itu dilakukan dalam bulan Ramadhan?
  1. I’tikaf (Berdiam di Masjid dalam rangka ibadah)
      I’tikaf merupakan ibadah yang merangkum berbagai macam ketaatan seperti membaca Al Qur’an, shalat, dzikir, doa dan lain sebagainya. Ibadah ini sangat ditekankan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk mendapat lailatul qadar. Diriwayatkan bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukan i’tikaf pada setiap sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan pada tahun kewafatannya beliau beri’tikaf duapuluh hari. (Al Bukhari)
  1. Umrah di bulan Ramadhan
      Tentang umrah dibulan ini Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, artinya: “Umrah di bulan Ramadhan menyamai (pahala) haji.” dalam riwayat lain, “menyamai (pahala) haji bersamaku.” (HR Al Bukhari dan Muslim).
  1. Berusaha meraih lailatul Qadar
      Keutamaan malam ini sungguh amatlah besar, sebagaimana difirman-kan oleh Allah dalam surat Al Qadr, artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS Al Qadr 1-3)  Nabi juga berusaha untuk mendapatkan lailatul qadar dan memerintahkan para shahabat dan keluarga-nya agar berusaha meraih malam itu.
  1. Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar
      Di antara waktu-waktu yang mus-tajab untuk dikabulkannya doa adalah:
    • Ketika berbuka.
    • Sepertiga malam terakhir, ketika Allah turun ke langit dunia dan berfirman, artinya: “Siapa yang memohon akan Aku beri dan siapa yang minta ampun niscaya akan Aku ampuni.”
    • Beristighfar di waktu sahur.
Hari Jum’at terutama di akhir siang-nya (menjelang Ashar).

Skripsi Athok

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sesuatu yang esensial bagi manusia. Manusia bisa menghadapi alam semesta demi mempertahankan hidupnya agar tetap survive melalui pendidikan. Karena pentingnya pendidikan, Islam menempatkan pendidikan pada kedudukannya yang penting dan tinggi dalam doktrinya.
Memasuki abad ke XXI atau millennium ketiga di dunia pendidikan di hadapkan pada berbagai masalah pelik yang apabila tidak segera diatasi secara tepat tidak mustahil dunia pendidikan akan ditinggal oleh zaman. Kesadaran akan tampilnya dunia pendidikan dalam memecahkan dan merespon berbagai tantangan baru, yang timbul pada setiap zaman adalah suatu hal yang logis, bahkan suatu keharusan hal yang demikian dapat dimengerti, mengingat dunia pendidikan merupakan salah satu pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan umat manusia. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan umat manusia adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan kehidupan bangsa.
Sekarang ini, mutu menjadi satu-satunya hal yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Banyak lulusan SMTA atau perguruan tinggi yang tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat, Para siswa yang tidak siap jadi warga negara yang bertanggung jawab dan produktif ituakhirnya hanya jadi beban masyarakat, para siswa itu adalah produk sistem pendidikan yang tidak terfokus pada mutu.
Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dan kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Kemajuan beberapa negara di dunia ini merupakan akibat perhatian mereka yang besar dalam mengelola sektor pendidikan. Pernyataan tersebut juga diyakini oleh bangsa ini, itulah sebabnya begitu Indonesia berdaulat dan membentuk sebuah negara modern, prioritas utama yang dilakukan adalah melakukan investasi human skill dengan cara membentuk silabus pendidikan secara sistematis.
Namun, pada perkembangannya, sistem pendidikan di Indonesia sepertinya mengalami keruwetan. Pendidikan masih belum berhasil menciptakan sumber daya manusia yang andal apalagi menciptakan kualitas bangsa. Sampai-sampai banyak kalangan yang meyakini bahwa krisis multidimensi yang berkepanjangan inipun akibat gagalnya sistem pendidikan di Indonesia.
Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sangat terkait erat dengan kegiatan dakwah islamiah, pendidikan Islam berperan sebagai mediator dimana ajaran Islam dapat di sosialisasikan kepada masyarakat dalam berbagai tingkatannya. Melalui pendidikan inilah, masyarakat Indonesia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan As-sunnah. Sehubungan dengan itu tingkat kedalaman pemahaman, penghayatan dan pengamalan masyarakat terhadap ajaran Islam amat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang di terimanya.
Suatu sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru murid, metodelogi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi dan pembiayaan. Berbagai komponen yang terdapat dalam pendidikan ini seringkali berjalan apa adanya, alami dan tradisional, karena dilakukan tanpa perencanaan konsep yang matang akibat keadaan yang demikian, maka menjadikan mutu pendidikan Islam menggembirakan.
Hal ini dikarenakan ketidak tersediaan tenaga pendidik Islam yang profesional, yaitu tena ga pendidik yang selain menguasai materi ilmu yang diajarkannya secara baik dan benar, juga harus mampu mengajarkannya secara efisien dan efektif kepada para siswa, serta harus pula memiliki idealisme. Permasalahan lain juga terdapat dalam metodologi pembelajaran yang cenderung tradisional, pembelajaran yang lebih mengarah pada peningkatan motivasi, kreativitas, imajinasi, inovasi dan etos keilmuan serta berkembangnya potensi si anak belum dapat dilaksanakan sebagaimana harapan. Dan metode pengajaran yang selama ini sering dilakukan cenderung pada metode ceramah yang bermodalkan pada papan dan kapur tulis semata.
Salah seorang tokoh pemikir yang sangat intens dan kritis dalam meningkatkan dunia pendidikan. Khususnya pendidikan berbasis mutu adalahIbnu Sina, ia sangat intens mengintrodus ir dan mendorong orientasi menuju pendidikan yang bermutu (berkualitas) yang dimaksud pendidikan bermutu disini adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, moral, pengetahuan maupun kompetensi kerja menjadi syarat mutlak dalam kehidupan masyarakat global yang terus berkembang saat ini dan yang akan datang.
Selanjutnya Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang ulama’ yang amat produktif, melalui pemikiran dan pandangannya itulah Ibnu Sina dikenal oleh masyarakat di seluruh dunia, bahkan kini namanya digunakan oleh badan dunia, UNESCO, sebagai bentuk penghargaan yaitu Avicenna Award. Sebagai bintang penghargaan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan pendidikan, seperti yang pernah diberikan kepada mantan presiden RI. Soeharto, karena keberhasilannya dalam mengatasi buta aksara di Indonesia.
Dalam peningkatan mutu pendidikan, Ibnu Sina menitikberatkan pada empat aspek, yakni tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seorang ke arah perkembangan yang sempurna, yakni perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti, kurikulum harus didasarkan pada tingkat perkembangan usai anak didik, metode pengajaran harus sesuaikan dengan materi dan perkembangan psikologis anak dan guru harus memahami keadaan psikologi anak.
Ibnu Sina sangat memperhatikan pendidikan usia dini, karena pendidikan pada masa ini dianggap sebagai penentu mutu dan kemampuan belajar serta perjalanan hidup anak didik dimasa depan, kualitas perdana anak merupakan cermin kualitas bangsa dimasa depan. Ibnu Sina mengatakan bahwa sejak awal anak harus diberikan atau dibiasakan berperilaku, berucap kata, dan berpenampilan yang baik hukuman dan pujian dalam mendidik anak (istikhdam at-tsawab wa all-iqab fi ta’dib al-thifli) adalah dibenarkan.
Hukuman dalam pendidikan diperbolehkan asalkan tidak sampai merusak mental, kejiwaan dan fisik anak, melainkan diharapkan dapat memulihkan kesadaran dan kepekaan mereka ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini Ibnu Sina mengatakan:
“Jika anak sudah di sapi dari susu ibunya, maka hendaknya segera dilatih dan dididik serta dibiasakan dengan etika yang baik sebelum pribadinya dikuasai oleh etika yang jelek, sebelum dikurung oleh sangkar tabiat yang buruk dan sebelum di penjara oleh tradisi yang salah karena anak kecil mudah sekali dipengaruhi oleh etika yang baik dan buruk, karena itu pendidikan yang diberikan kepadanya harus diusahakan menjauhkan mereka dari etika yang jelek, dari tabiat yang buruk dan dari tradisi yang salah dengan pujian dan celaan, ganjaran dan hukuman penerimaan dan penolakan, hadiah dan siksaan, sesuai dengan kondisi yang bersangkutan. Jika perlu pendidikan pemulihan anak ke arah etika yang baikdilakukan dengan pukulan sejauh tidak merusak dan menjadikannya penakut. Sebagaimana yang dilakukan oleh ahli hikmah bagi murid-muridnya”.

Ibnu Sina memandang bahwa yang sangat penting untuk dilakukan dalam sistem dunia pendidikan adalah meneliti tingkat kecerdasan, karakteris tik dan bakat-bakat yang dimiliki anak dan memeliharanya dalam rangka menentukan pilihan yang di senanginya untuk masa yang akan datang. Karena sesuatu yang dilakukan sesuai dengan kecerdasan dan tingkat intelektualitas serta bakat anak akan cepat berpengaruh, dalam menentukan hasil atau tidaknya seseorang untuk meraih apa yang diinginkannya.
Jika anak kecil sudah mampu berbicara dan siap menerima pelajaran maka yang harus diajarkan adalah Al-Qur’an, prinsip-prinsip agama, menulis, lagu-lagu sya’ir dan sastra. Ibnu Sina sangat mengutamakan pendidikan sastra. Karena pendidikan ini dianggap mampu menjadikan anak menghayati nilai- nilai bagi terwujudnya etika yang utama, ilmu yang terpuji, hinanya kebodohan dan celanya kelemahan atau suatu yang tidak masuk akal dan pendidikan sastra ini juga mampu menumbuhkan rasa hormat kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada orang lain, dan menghormati setiap tamu yang datang.
Dalam penyampaian suatu materi Ibnu Sina sangat memperhatikan usia dan kematangan akal serta jasmani anak karena dengan demikian anak akan siapuntuk menerima materi tersebut. Sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan yang diharapkan.
Di Indonesia sendiri pendidikan anak usia dini sebenarnya sudah di mulai sejak zaman kolonial Belanda yang di sebut dengan kelas persiapan (Voorklas) pada tahun 1914 yang fungsinya menyiapkan anak-anak memasuki HIS (sekolah dasar masa Belanda). Ki Hajar Dewan Tara mendirikan taman Indria di perguruan taman siswa pada tahun 1922.
Sebagai model pendidikan anak usia dini, juga Bustanul Athfal, yang diprakarsai organisasi-organisasi Islam di Indonesia. modal pendidikan anak usia dini menemukan bentuknya yang sangat solid sejak tahun 1941 pada saat sekolah jenis Kinderganten atau Gargen Of Children yaitu berarti kebun milik anak” atau yang dikembangkan pertama kali oleh Proebel (1792-1852), bapak pendidikan anak usia dini dari Blankenbur Jerman, diperkenalkan ke dunia dengan nama taman kanak-kanak”.
Ibnu Sina mendeskripsikan, keluarga diharapkan bisa menjadi taman pendidikan pertama dan utama bagi anak karena itu orang tua sebaiknya memahami apa yang sebetulnya dibutuhkan anak-anak mereka. Selain itu orang tua juga harus bisa menularkan nilai- nilai sosial, seperti rasa belas kasih dan empati terhadap orang lain.
Dan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini haruslah melibatkan partisipasi aktif orang tua, agar tidak terkesan hanya menjadi pantipenitipan anak. Artinya jangan sampai sekolah pendidikan anak itu hanya menjadi “majelis anak” secara rutin, kurang variatif, kurang memperhatikan kompetensi pribadi si anak, sosialisasi kepatuhan daripada otonomi, dan “celakanya” orang tuapun cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai pengasuh kepala sekolah. Partisipasi aktif orang tua atau wali anak dan keterlibatan mereka dalam pertemuan-pertemuan di sekolah mutlak dibutuhkan bagi kesinambungan pendidikan anak.
Oleh sebab itu dapat kita simpulkan agar pendidikan itu mempunyai mutu yang baik, maka pendidik dalam menyampaikan suatu pelajaran harus memperhatikan tingkat usia, karakteristik, kecerdasan dan bakat anak didik, serta pentingnya kepartisipasian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak, karena orang tua juga sangat mendukung keberhasilan belajar anak. Jika semua ini terpenuhi maka mutu pendidikan akan tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas akan memunculkan beberapa rumusan masalah yang akan kami angkat dalam penulisan in. Adapun rumusannya dibuat dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.      Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut pemikiran Ibnu Sina?
2.      Apakah konsep pendidikan Islam menurut Ibnu Sina ini masih relevan untuk diaplikasikan di zaman sekarang?
C.    Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesimpangsiuran atau dalam rangka menyamakan persepsi terhadap permasalahan ini, maka penulis merasa perlu kiranya membuat pembatasan masalah agar fokus pembahasannya lebih jelas dan terarah.
Studi ini akan penulis batasi pada pembahasan sekitar pendidikan berbasis mutu menurut konsep pemikiran Ibnu Sina yang meliputi:
1.      Tujuan pendidikan islam.
2.      Kurikulum pendidikan islam.
3.      Guru pendidikan islam.
4.      Metode pembelajaran islam.
D.    Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam kajian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam yang diaplikasikan oleh Ibnu Sina.
2.      Untuk menganalisis konsep pendidikan Islam menurut Ibnu Sina yang masih relevan untuk diaplikasikan di zaman sekarang.
E.     Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini diharapkan data dijadikan sebagai berikut:
1.      Secara teoritis adalah sebagai sumbangsih terhadap pengembangan keilmuan khususnya tentang pendidikan berbasis mutu; telaah atas pemikiran Ibnu Sina.
2.      Secara praktis adalah dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan hipotesis bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan masalah pendidikan berbasis mutu: telaah atas pemikiran Ibnu Sina.
F.     Definisi Operasional
Untuk mempermudah dalam pembahasan, maka di bawah ini akan dijelaskan pengertian dari judul yang di bahas adalah sebagai berikut:
Pendidikan        : Adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan sengaja serta penuh tanggungjawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.
Berbasis             : Berdasar
Mutu                 : Adalah sebuah derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan memiliki ketergantungan pada biaya yang rendah.
Tela’ah              :  Adalah penyelidikan, pemeriksaan.
Pemikiran          :  Adalah suatu dialog batin yang menggunakan ide-ide abstrak yang sama sekali tidak fiktif, yang memiliki realitasnya sendiri.
Ibnu Sina           :  Adalah seorang ilmuwan dalam bidang filsafat, kedokteran, logika, matematika, fisika dan ahli dalam bidang pendidikan.
Dari beberapa penjelasan istilah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi di atas adalah suatu daya upaya untuk menjadikan anak didik menjadi manusia, yang bertanggung jawab, cerdas dan berakhlak mulia mempunyai potensi yang tinggi dalam kehidupannya serta dapat bermanfaat bagi kehidupan orang lain.
G.    Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisa data yang perlu guna menjawab persoalan yang dihadapi, sebagai rencana menjawab persoalan yang diselidiki.
Maka secara metodis, penulisan “Pendidikan Berbasis Mutu: Tela’ah Atas Pemikiran Ibnu Sina”  ini akan menyajikan perihal jenis penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data dan penyajian.
1.      Jenis penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian pustaka (library research) dengan mengkaji sumber data yang terdiri dari literatur-literatur yang berkaitan dengan judul.
2.      Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Artinya prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data yang dinyatakan secara verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis. Tidak diolah melalui perhitungan matematik dengan berbagai rumus statistik. Namun pengolahan datanya disajikan secara rasional dengan menggunakan pola pikir menurut hukum-hukum logika.
3.      Metode pengumpulan data
Dalam studi ini, langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang bersifat literatur, yaitu buku-buku yang merupakan karya atau tulisan Ibnu Sina sebagai data primer. Kemudian dilengkapi dengan bahan-bahan atau buku-buku lain yang bertalian dengan pemikiran Ibnu Sina atau yang berkaitan dengan prosedur studi ini.
4.      Metode penyajian data
Adapun metode yang digunakan dalam membahas hasil penelitian ini adalah:
a.       Metode interpretasi, yaitu metode yang digunakan dengan cara menyelami karya tokoh, agar dapat menangkap arti dan nuansa yang dimaksud tokoh secara khas.
b.      Metode kesinambungan historis
Metode ini digunakan untuk mengetahui benang merah pengembangan pikiran sang tokoh dengan cara menyelidiki lingkungan historis danpengaruh-pengaruh yang dialami sang tokoh, maupun dalam perjalanan hidupnya sendiri. Sebagai latar belakang eksternal diselidiki keadaan khusus zaman yang dialami sang tokoh. Sebagai latar belakang internal diperiksa riwayat hidupnya, pendidikan, pengaruh yang diterima, relasi dengan tokoh-tokoh sezamannya, dan segala pengalaman-pengalaman yang membentuk pandangannya.
c.       Metode komparatif
Suatu metode penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang perhubungan-perhubungannya sebabsebab akibat, yakni yang meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang di selidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain.
d.      Metode deskriptif-analitik
Menguraikan secara teratur konsepsi sang tokoh (Ibnu Sina) mengenai pendidikan berbasis mutu, kemudian dibuat analisis teks-teks sentral yang penting bagi konsep pemikirannya. Sehingga diperoleh satu kesimpulan.
Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam studi ini adalah:
1.      Membaca buku-buku karya Ibnu Sina untuk menentukan pemikirannya yang dapat dimasukkan ke dalam pemikiran pendidikan berbasis mutunya Ibnu Sina.
2.      Mendeskripsikan pemikiran Ibnu Sina tentang pendidikan berbasis mutu.
3.      Menganalisis konsep pendidikan berbasis mutu menurut Ibnu Sina.
4.      Membuat kesimpulan-kesimpulan.
H.    Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas pada skripsi ini penulis mencoba akan menguraikan isi uraian pembahasannya, adapun sistematika pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab antara lain sebagai berikut:
Bab I     : Adalah uraian pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar dalam memahami pembahasan bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari tujuh sub yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II    :  Adalah landasan teori, yang berisi tentang pendidikan berbasis mutu dan faktor-faktor yang mendorong peningkatan mutu pendidikan Islam.
Bab III  :  Adalah pendidikan berbasis mutu: tela’ah atas pemikiran Ibnu Sina yang meliputi biografi Ibnu Sina dan konsep pendidikan berbasis mutu menurut Ibnu Sina.
Bab IV  :  Adalah menganalisa pendidikan berbasis mutu: tela’ah atas pemikiran Ibnu Sina dan relevansi penerapan pendidikan Islam di masa ini.
Bab V    :  Adalah penutup, bab terakhir dari skripsi ini yang terdiri kesimpulan dan saran.