Kamis, 24 November 2011

PMII dan CITA – CITA ORGANISASI

PMII dan CITA – CITA ORGANISASI
By: AIZ

          Seiring dengan tantangan zaman yang kian diwarnai dengan penuh persaingan, membuat PMII semakin sadar akan pentingnya kualitas diri dalam berbagi bidang. PMII yang merupakan salah satu organisasi yang berdiri di tengah tengah mahasiswa yang notabene beranggotakan mahasiswa dari berbagai jurusan. Berdasarkan background mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan tersebut, PMII selalu berupaya memunculkan pemikiran-pemikiran yang dinamis yang  tertuang dalam bentuk program kerja yang secara sadar dirancang untuk menambah kualitas kader seperti yang tercantum dalam poin-poin tujuan PMII itu sendiri.
         
Berbagai cara dilakukan oleh kader PMII untuk melakukan dinamisasi pemikiran yang nantinya mampu membawa kader untuk mencapai kualitas kader seperti yang tertuang dalam tujuan PMII, baik dari warung kopi maupun di kos-kosan. Akan tetapi wacana yang sampai detik ini masih terdengar adalah bahwa masih banyak sahabat-sahabat yang belum mampu mematerialkan pemahaman mereka akan manhajul al-fikr PMII yakni pemikiran ahlus sunnah wal jama’ah kedalam bentuk gerakan yang mencerminkan pemikiran ahlus sunnah wal jama’ah itu sendiri.

Sebenarnya kalau kita mau jujur, PMII merupan Organisasi yang betul-betul terorganisir. Artinya memang segala hal didalamnya telah diatur sedemikian rupa untuk mengatur jalannya roda organisasi yang kemudian kita kenal dengan nilai dasar pergerakan (NDP), yang isinya mencakup tentang tauhid, kerangka refleksi, kerangka aksi, kerangka ideologi dan prodak hukum yang semua itu perlu kita pahami, hayati dan materialkan dalam bentuk gerakan. Artinya semua poin-poin itu tidak sebatas berada dalam ranah konsepsional yang samasekali tidak mecerminkan sebagai kader gerakan.
         
Jalanya roda orgnisasi memang tidak akan selamanya berjalan mulus. Akan tetapi seiring dengan itu, seharusnya kita mencoba untuk merefleksikan kembali gerakan-gerakan yang telah kita lakukan sebelumnya sebagai bentuk pematerialan salah satu poin dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP). Pertanyaan yang seharusnya selalu ada dalam benak kita sebagai kader gerakan yang bergerak berdasarkan NDP sebagai landasan atau pijakan adalah ”Apakah gerakan kita sudah mencerminkan bahwa kita adalah kader PMII telah bergerak berdasarkan NDP tersebut?  Yang selalu mengevaluasi gerakan kita, yang dalam bahasa NDP adalah merefleksikan kembali gerakan kita, yang moderat dalam berfikir, sehingga keputusan atau bahkan tindakan yang kita ambil tidak mencederai sesama sebagai sikap preventif yang nantinya mencerminkan apa yang kita kenal dengan” hablum minannas”.
          Hal yang sifatnya sangat significant dalam menjaga keutuhan organisasi (Baca Multi Level Strategi) yang nantinya betul-betul menjaga dari adanya persepsi negatif terhadap organisasi (PMII) itu sendiri dari anggotanya (internal) maupun dari masyarakat secara umum, mahasiswa secara khusus (eksternal) yaitu yang kita kenal dengan lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi yang dimaksud adalah bagaimana sahabat-sahabat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari (hablum minannas), baik dengan sesama kader maupun anggota PMII maupun dengan orang luar. Lingkungan yang penuh dengan pluralitas, baik dari segi agama, budaya ataupun pola pikir kader perlu disikapi dengan prinsip-prinsip aswaja, di antaranya :
1.    tawasuth (moderat)
2.    tawazun (seimbang)
3.    tasamuh (toleransi) dan,
4.    ta’adul (adil)

Sehingga kemudian segala sesuatunya bisa berjalan dengan baik, dan segala ketidak sepahaman semaksimal mungkin dipahami sebagai sebuah rahmat yang diberikan oleh allah SWT, bukan justru perbedaan itu muncul sebagai pemicu keretakan baik antar individu maupun kelompok. Sesuai dengan sabda nabi bahwa perbedaan pendapat dikalangan masyarakat muslim adalah rahmat dan memaksakan pendapat dibenci Allah SWT.

Dalam proses kaderisasi sebenarnya disamping dilakukan beberapa pendekatan ideologi dan pendekatan program kerja yang kemudian ditawarkan kepada seluruh mahasiswa yang diharapkan nantinya mampu mengajak mereka untuk berproses bersama dengan bingkai organisasi PMII itu sendiri. PMII  juga bisa diibaratkan sebuah prodak yang semaksimal mungkin di upayakan memiliki daya tarik sendiri sehingga mampu membius mahasiswa agar supaya berpersepsi bahwa PMII merupakan organisasi yang layak dijadikan tempat berproses untuk mengembangkan kualitas diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar